Jumat, 04 Januari 2013

LAPORAN PKL KU


BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang

     Seiring dengan pesatnya kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dibidang ketenagalistrikan, maka sebagai mahasiswa dituntut untuk mempunyai keahlian, pengalaman dan kepekaan dalam mengatasi dan menghadapi berbagai permasalahan serta tantangan yang terjadi di dunia kerja, sehingga kita dapat mempersiapkan diri sedini mungkin untuk menghadapi kemajuan teknologi tersebut. Oleh karena itu maka Politeknik Negeri Lhoksemawe khusunya Program Study Teknik Listrik berusaha untuk berpartisipasi dalam mengantsipasi perkembangan tersebut dengan menerapkan beberapa program yang wajib untuk dilaksanakan oleh mahasiswa sehingga diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkulitas dan dapat mengembangkan keahliannya di dunia kerja.
     Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang merupakan salah satu mata kuliah yang diwajibkan kepada setiap mahasiswa. Praktek Kerja Lapangan ini sangat membantu mahasiswa dalam mengenal dan sebagai gambaran agar tidak asing lagi ketika memasuki dunia kerja. Selain itu mahasiswa diberi kesempatan untuk mengimplementasikan disiplin ilmu yang sudah dipelajari dibangku kuliah serta mendapatkan pengetahuan baru yang sangat berguna nantinya.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan.
      Adapun tujuan Praktek Kerja Lapangan yang penulis laksanakan adalah :
1.Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Diploma 3
2.  Mengetahui  pengendali  dan  monitoring  sistem  scada.
3.  Bagian scada yang ada pada PT .PLN Area banda aceh.
4.  Bagian – bagian dari interfec
5.  Cara membuat coponen sistem scada.
                            
1.3  Manfaat Praktek Kerja Lapangan.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh setelah melaksanakan praktek kerja lapangan           dua bulan diantaranya adalah :
§  Mahasiswa dapat mengenal dan memahami permasalahan yang terjadi pada PT.PLN Cabang Banda Aceh baik masalah teknis, maupun non teknis pada perusahaan.
§  Mendapatkan pengetahuan baru serta pengalaman yang sangat berharga terutama dalam mempersiapkan diri sebelum memasuki dunia kerja.
§  Dapat mencoba mengaplikasikan ilmu teoritis yang telah diperoleh pada masa perkuliahan dalam praktek dilapangan.
§  Dapat lebih mengenal secara visual dan nyata peralatan – peralatan yang selama ini hanya siswa lihat pada buku – buku materi kuliah.
§  Dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki mahasiswa dapat mencoba menganalisa serta mencari solusi dalam berbagai permasalahan yang mungkin timbul, khususnya di bidang ketenaga listrikan.

1.4 Batasan Masalah
          Mengingat kompleksnya permasalahan mulai dari prosedur aktivitas kerja dan ruang lingkup dari wilayah cakupan kerja serta dengan terbatasnya waktu praktek kerja lapangan, tidaklah memungkinkan semua persoalan dan permasalahan dari hasil  maka permasalahan dibatasi pada Sistem monitoring SCADA pada PT.PLN (Persero) Cabang Banda Aceh

1.5  Metode Penulisan
            Metode yang dilakukan penulis untuk menyusun laporan ini adalah dengan :
1.      Metode Observasi
Dengan cara ini kami mencari data dengan melihat langsung ke lapangan, sehingga data yang dibutuhkan dapat diperoleh secara langsung melalui peralatan yang ada melalui bimbingan mentor.
2.      Metode Wawancara
Kami melakukan wawancara secara langsung dengan mentor atau operator agar mendapatkan penjelasan mengenai bidang yang ditekuninya untuk mendapatkan data dan informasi.
3.      Metode Studi Literatur
Kami mengumpulkan data melalui beberapa buku referensi, baik buku-buku kuliah, buku dari mentor maupun buku dari perpustakaan yang menunjang terhadap judul yang sedang dibahas.

1.6    Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan.
     Kerja praktek dilaksanakan di PT PLN (Persero) Cabang Banda Aceh Jln. Tentara Pelajar No. 11 Banda Aceh, selama Satu  bulan sejak tanggal 10 July 2011 sampai dengan 10  Agustus 2012.
   Kegiatan Praktek Kerja Lapangan mengikuti jadwal kerja karyawan PT. PLN (Persero) Cabang Banda Aceh, yaitu lima hari kerja dari hari senin hingga hari jumat dan hari sabtu-minggu libur.

1.7    Sistematika Penulisan Laporan
     Untuk memudahkan pembahasan dalam laporan kerja praktek ini, maka laporan disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan
     Yaitu menjelaskan latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan kerja praktek, tempat dan waktu pelaksanaan kerja praktek, metode kerja praktek, sistematika penulisan laporan.

       BAB II : Tinjauan Umum Perusahaan
      Yaitu menjelaskan sejarah singkat berdirinya perusahaan, visi dan misi, serta gambaran kegiatan proses produksi dan menjelaskan struktur organisasi PT. PLN (Persero) Cabang Banda Aceh serta Kegiatan Utama PT PLN (Persero) Cabang Banda Aceh.

       BAB III : Dasar Teori
Yaitu menjelaskan tentang Sistem SCADA, Fungsi – fungsi utama SCADA.

BAB IV  : Pembahasan
     Yaitu menjelaskan tentang sistem kerja DMD pada SCADA, single line diagram, geographical diagram, fungsi DMD pada sistem SCADA dan keistimewaan DMD pada Sistem SCADA

BAB V : Penutup
     Yaitu berisi tentang kesimpulan dan saran tentang pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan.














BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat PT PLN (Persero)
          Sejarah ketenaga listrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pusat tenaga listrik untuk pemakaian sendiri. Selanjutnya perusahaan Listrik tersebut berkembang menjadi perusahaan untuk kepentingan umum. Selama Perang Dunia II berlangsung, perusahaan-perusahaan listrik terebut dikuasai oleh Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan September 1945, kemudian diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk jawatan listrik dan gas, dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik hanya sebesar 157,5 MW saja. Tanggal 1 Januari 1961, jawatan Listrik dan Gas tersebut diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang Ketenagalistrikan, Gas dan Kokas. Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan Negara yaitu Perusahaan Listrk Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola Gas.
          Pada saat itu kapasitas pembangkit listrik PLN sebesar 300 MW, tahun 1972 Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Lustrik Negara sebagai Perusahaan Umum Listrk Negara (PLN). Tahun 1990 melalui peraturan pemrintah No.17, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha ketenaga listrikan. Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kapada sector swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejalan dengan kebijakan diatas, pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari perusahaan umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).
2.1.1   Falsafah Perusahaan PT. PLN (Persero)
                 Falsafah Perusahaan PT. PLN (Persero) adalah :
-      Membawa kecerahan dan kegairahan dalam kehidupan masyarakat yang produktif.

       2.1.2 Visi Perusahaan PT. PLN (Persero)
                 Visi Perusahaan PT. PLN (Persero) adalah :
-       Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

       2.1.3 Misi Perusahaan PT. PLN (Persero)
                 Misi Perusahaan PT. PLN (Persero) adalah :
-    Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,berorientasi pada kepuasan pelanggan,anggota perusahaan dan pemegang saham.
-    Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
-    Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
-    Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
       2.1.4  Motto Perusahaan PT. PLN (Persero)
                 Motto Perusahaan PT. PLN (Persero) adalah :
-   Listrik untuk kehidupan yang lebih baik (Electricity for a better Life).
       2.1.5  Nilai- nilai Perusahaan
                    -                Peka dan tanggap kebutuhan pelanggan
            Senantiasa berusaha untuk tetap memberikan pelayanan yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan secara cepat, tepat, dan sesuai.
-     Penghargaan pada harkat dan martabat manusia
Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya serta mengakui dan melindungi hak- hak asasi dalam menjalankan bisnis.
-       Integritas
Menjunjung tinggi nilai kejujuran, integritas, dan obyektifitas dalam pengelolaan bisnis.
-       Kualitas produk
Meningkatkan kualitas dan keandalan produk secara terus menerus dsn terukur serta menjaga kualitas lingkungan dalam menjalankan perusahaan.
-       Peluang untuk maju
Memberikan peluang yang sama dan seluas- luasnya kepada setiap anggota perusahaan untuk berprestasi dan menduduki posisi sesuai dengan kriteria dan kompetensi jabatan yang ditentukan.
-       Inovatif
Bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan semua anggota perusahaan, menumbuhkan rasa ingin tahu serta menghargai ide dan karya inovatif.
-       Mengutamakan kepentingan perusahaan
Konsisten untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan dan menjamin didalam setiap keputusan yang diambil demi kepentingan perusahaan.
-       Pemegang saham
Dalam pengambilan keputusan bisnis akan berorientasi pada upaya meningkatkan nilai investasi pemegang saham.



       2.1.6  Lambang Perusahaan PT. PLN (Persero)
                 Berdasarkan SK Direksi No. 013/DIR/1976 tentang Lambang PLN, dijelaskan sebagai berikut :
1.    Gambar lambang PLN tercantum dalam suatu bidang datar :
a.       Warna kuning keemasan.
b.      Bentuk segi empat dan berskala panjang 3:4.
c.       Tanpa garis pinggir bila diperlukan penggambaran segi empat tersebut pada titik b, dapat dipergunakan garis pinggir sebagai batas.
d.      Tanpa tulisan Listrik Negara, ataupun tulisan lain di dalamnya.
2.    Gambar lambang PLN terdiri dari (lihat gambar) :
a.       Petir atau kilat yang berbentuk seperti gambar, di sebelah atas tebal dan meruncing di sebelah bawah, berwarna merah darah dan memotong/ menembus ketiga garis gelombang.
b.      Tiga buah gelombang yang berbentuk sinusoida (2,5 perioda), berwarna biru laut, tersusun sejajar dalam arah mendatar, terletak di tengah- tengah segi empat pada dasar kuning keemasan tersebut.

3.    Gambar lambang PLN diartikan sebagai berikut :
a.       Petir atau Kilat melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya.
b.      Lambang gelombang dipergunakan dalam lambang PLN, karena segala macam tenaga (energi) dapat dinyatakan sebagai gelombang (cahaya, listrik, akustik, dll). Kegiatan PLN antara lain mencakup konversi segala macam tenaga/ energi menjadi tenaga listrik.
c.       Tiga buah gelombang sejajar diartikan tiga sikap karyawan PLN dalam melaksanakan tugas negara yaitu bekerjan keras, bergerak cepat dan bertindak cepat. Arti yang lain adalah bahwa pelaksanaan tugas PLN harus serempak dalam tiga bidang, pembangkitan, penyaluran dan pendistribusian tenaga listrik.
4.    Warna gambar lambang PLN diartikan sebagai berikut :
a.       Warna kuning keemasan melambangkan Keagungan Tuhan Yang Maha Esa, serta agungnya kewajiban PLN.
b.      Warna merah darah melambangkan keberanian dan dinamika dalam melaksanakan tugas untuk mencapai sasaran pembangunan.
c.       Warna biru laut melambangkan kesetiaan dan pengabdian pada tugas untuk menuju dan mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia seperti yang dinyatakan dalam PP 18 Tahun 1972.
5.    Penempatan tulisan- tulisan yang menyatakan satuan PLN adalah sebagai berikut :
a.         Dicantumkan di sebelah kanan lambang pada papan nama PLN tersebut.
b.         Pada benda- benda, peralatan, kendaraan dan sebagainya di sebelah atas lambang di cantumkan Satuan Induknya (PLN Pst, PLN Wilayah/ Unit Bisnis, PLN Proyek dan sebagainya) di bawah lambang dicantumkan satuan eselon berikutnya (PLN Cabang, Sektor dan sebagainya).
6.    Standar bentuk gambar/ lambang PLN adalah sebagai berikut :
Standar bentuk lambang serta ukuran- ukurannya di bakukan seperti tertera pada gambar. Semua lambang di buat sesuai kelipatan 1/10, 1/5, ½, 1, 2, 3, dari lambang tersebut. Gambar lambang perusahaan PT. PLN (Persero) :
Gambar 1 Lambang PT. PLN (Persero)

  2.1.7  Aspek-aspek Kegiatan Perusahaan
Kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT PLN (persero) secara umum meliputi hal-hal berikut :
§  Produksi transmisi dan distribusi tenaga listrik
§  Perencanaan dan pembangunan bidang kelistrikan
§  Pengendalian dan pengembangan tenaga listrik
§  Pengusaha jasa-jasa di bidang tenaga listrik
                 Sedangkan kegiatan usaha yang berhubungan dengan penyediaan tenaga
     listrik, antra lain :
a.    Pembangunan Jaringan
     Merupakan pembangunan hantaran udara, yang meliputi. Tegangan rendah, tegangan menengah, dan jaringan dibawah tanah (kabel TR dan TM)
b.    Pembangunan gardu-gardu Distribusi
     Merupakan gardu yang mendistribusikan Kwh atau menyalurkan tenaga aliran listrik kepada pelanggan melalui jaringan tegangan rendah atau TR, termasuk perlengkapan Kwh.
c.    Pembangunan Tiang.
d.   Pemeliharaan gardu jaringan, sambungan rumah dan memelihara gedung.
e.    Penyambungan baru.
     Mengadakan kegiatan pemasangan atau penyambungan listrik rumah-rumah konsumen baru.
f.     Tambah daya.
Mengadakan perubahan beban penambahan maupun penurunan daya.
g.    Perubahan tarif.
Merupakan perubahan tarif dari pelanggan umum ke kelompok lainnya atau sebaliknya, misalnya dari ruma tinggal ke tarif industri atau usaha
h.    Pelayanan kepada pelanggan.
·      Permintaan sambungan baru dan perubahan daya
·      Permintaan penerangan sementara
·      Permintaan perbaikan atau pembongkaran sambungan rumah
i.        Pembacaan meteran listrik.
Melakukan pencatatan stan meter
j.        Pembuatan rekening listrik.
Pembuatan rekening listrik atas pemakaian tenaga listrik

2.2  Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Wilayah Aceh
                 PT PLN (Persero) Wilayah Aceh merupakan salah satu Kantor Wilayah PT PLN (Persero) di daerah paling ujung bagian barat Pulau Sumatra yang membawahi 6 unit Kantor Cabang dan 30 Unit Kantor Ranting diseluruh daerah dalam propinsi NAD.
                 Enam Kantor Cabang yang berada di bawah PT PLN (Persero) Wilayah Aceh, yaitu kantor Cabang Banda Aceh, Cabang Sigli, Cabang Lhokseumawe, Cabang Langsa, Cabang Meulaboh dan Kantor Cabang Subulussalam.
                 Jumlah pelanggan PT PLN Wilayah Aceh secara keseluruhan 726.001 pelanggan dengan kwh yang terjual 893.232.572 kwh. Beban puncak pemakaian energi listrik di seluruh wilayah Aceh saat ini mencapai 204.5 MW. Dari beban puncak tersebut yang dibangkitkan oleh mesin pembangkit PLN Wilayah Aceh adalah 58,2 MW, sisanya dipasok melalui sistem transmisi 150 KV dari PLN pembangkitan Sumatera Bagian Utara khususnya untuk daerah pesisir timur Aceh. Sedangkan pesisir barat masih merupakan sistem kelistrikan yang isolated.
                 Pada dasawarsa sebelum tahun 2000 PLN Wilayah Aceh beroperasi layaknya satu perusahaan yang tumbuh kembang walaupun secara nasional di penghujung tahun 1998 negara kita mulai dilanda masa krisis ekonomi walaupun belum memberi nilai positif dalam pemulihannya hingga sekarang.
                 Tahun terus berjalan sebagaimana bumi juga berputar namun bumi serambi Mekkah yang di dalamnya PLN Wilayah Aceh berada, mengalami suatu kondisi yang sangat menguras  tenaga dan pikiran insan ketenaga listrikan disana, karena banyak hal terjadi disana yaitu konflik horizontal dan terjanya gempa dan disusul pula oleh gelombang tsunami pada tanggal 26 Desember 2004.
                 Pada saat konflik melanda Aceh, dalam kondisi yang sangat tidak kondusif itu PT PLN (Persero) Wilayah Aceh terus berusaha memberikan pelayanan terbaik masyarakat pelanggan. Apalagi dalam masa konflik Aceh ini PT PLN Wilayah Aceh tidak sedikit mengalami gangguan sarana dan prasarana yang dimliki, baik penumbangan tower, maupun pengrusakan jaringan lainnya, yang semua itu mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit yang dialami oleh PT PLN (Persero) Wilayah Aceh.
                 Dalam masa pasca tsunami seiring dengan suasana perdamaian Aceh sekarang ini, kondisi pelayanan sumber energi listrik di wilayah Aceh terus membaik. Meskipun kondisi penyuplaian dari Belawan Sumatera Utara masih terjadi mengalami gangguan akibat rusaknya beberapa unit  pembangkit di PLTU Belawan Sumatera Utara yang mengakibatkan kebutuhan pasokan listrik di Aceh terkadang harus dilakukan pemadaman bergilir pada kondisi tertentu, terutama di wilayah pantai timur hingga Banda Aceh. Untuk memperkecil pemadaman PLN Aceh harus mengoperasikan bebrapa PLTD, seperti PLTD Cot Trueng Lhokseumawe, PLTD pulo Pisang Sigli dan PLTD sektor Lueng Bata Banda Aceh.
2.3  Profil PT PLN (Persero) Cabang Banda Aceh
                 PT PLN (Persero) Cabang Banda Aceh yang beralamat di Jl. Tentara Pelajar No.11 Kota Banda Aceh adalah salah satu Kantor Cabang dari PT PLN (Persero) Wilayah Aceh yang membawahi kantor Rayon / Ranting kota Banda Aceh, kota Jantho, kota Sabang dan sekitarnya dengan total VA tersambung 202,074 kVA, total JTM 2.239,1 KMS, JTR 1.271,82 KMS, gardu (Bh/KVA) 1.134/130.590. Dengan omset 15,4 miliar.
                 Untuk meningkatkan mutu pelayanan, saat ini PT PLN (Persero) Cabang Banda Aceh tengah melaksanakan pengaplikasian Sistem SCADA pada jaringannya untuk tujuan pegukuran, pengawasan, dan control dari jarak jauh secara real time.

       2.3.1  Kegiatan Perusahaan
            PT PLN (Persero) Cabang Banda Aceh adalah salah satu kantor pelayanan kelistrikan yang berada di bawah PT PLN (Persero) Wilayah Aceh yang menaungi wilayah kota Banda Aceh dan sekitarnya. Dalam kesehariannya PT PLN (Persero) Cabang Banda Aceh melayani berbagai macam persoalan-persoalan dalam pendistribusian tenaga listrik ke konsumen, pemeliharaan jaringan listrik, penambahan daya listrik, serta loket pelayanan pembayaran rekening listrik.
            Saat ini PT PLN (Persero) Cabang Banda Aceh terus melakukan perbaikan perbaikan sistem kelistrikan untuk meningkatkan kehandalan, efisiensi, dan mutu kelistrikan di daerah yang menjadi layanan PT PLN (Persero) Cabang Banda Aceh pasca gempa dan tsunami pada 26 Desember 2004 yang mengakibatkan kerusakan yang sangat serius pada system kelistrikan di daerah layanan PT PLN (Persero) Cabang Banda Aceh yang sebagian besar terkena bencana tersebut, selain itu untuk menekan losses (kerugian) PT PLN (Persero) Cabang Banda Aceh terus melakukan penertiban terhadap jaringan listrik liar yang mencuri listrik dari PLN, serta pemutusan sambungan listrik bagi pelanggan yang pembayaran listriknya menunggak.






















BAB III
DASAR TEORI

3.1 SISTEM SCADA
              SCADA adalah singkatan dari Supervisory Control and Data Acquisition. SCADA merupakan alat pengontrol dan pengumpul data yang berfungsi untuk memonitor keadaan suatu sistem. Bila terjadi gangguan pada sistem tersebut, maka SCADA dapat menunjukkan letak titik gangguan, sehingga gangguan dapat diatasi dengan cepat. Data yang diterima oleh SCADA tergantung dimana pengaplikasiannya, contohnya pada PT. PLN(Persero) yaitu: circuit breaker, disconnecting switch, line isolator dan alarm.

             

Pada SCADA terdapat 3 bagian yaitu:
  1. Telekontrol (TC)
Operator pada system SCADA(dispatcher) dapat melakukan kontrol secara remote, hanya dengan menekan satu tombol, untuk membuka atau menutup sistem yang dimonitor SCADA.
  1. Telestatus (TS)
Dispatcher dapat memanfaatkan TS untuk mendapatkan indikasi dari semua alarm dan kondisi peralatan tertentu yang bisa dibuka (open) dan ditutup (close).
  1. Telemetering (TM)
Dispatcher memanfaatkan TM untuk kebutuhan pemantauan meter. Dengan demikian dispatcher dapat memantau meter dari keseluruhan jaringan hanya dengan duduk di tempatnya, tentu saja dengan bantuan peralatan pendukung lainnya.

    SCADA yang dioperasikan pada control center mencakup berbagai aplikasi yaitu sebagai berikut:
  1. Akusisi data
  2. Supervisory control
  3. Pemantauan data, pemrosesan event (kejadian) dan alarm
  4. Kalkulasi data
  5. Tagging (penandaan)
  6. Perekaman data
  7. Pelaporan

     Fungsi – fungsi utama SCADA pada PT. PLN(Persero) Banda Aceh adalah:
  1. Akusisi data / informasi : proses penerimaan / pengumpulan data dari berbagai peralatan dilapangan, data / informasi dapat berupa :
a. Status indikasi, seperti posisi Circuit Breaker (CB) atau Disconnecting     Switch (DS).
b. Besaran–besaran pengukuran, seperti daya reaktif, suhu, posisi tap         trafo,
c.  Besaran energi.
  1. Supervisory Control : Fungsi pengendalian jarak jauh suatu peralatan Sistem Tenaga Listrik, misalnya mengoperasikan CB atau DS. Untuk manipulasi beban (manuver jaringan) atau untuk pekerjaan pemeliharaan di Gardu Hubung.
  2. Pemprosesan data/informasi : Proses perhitungan, analisa data atau informasi yang didapat dari hasil pengumpulan data. Hasil dari pemprosesan data/informasi, bisa ditampilkan dalam bentuk :
- Laporan.
- Grafik /kurva.
- Hasil perhitungan.
  1. Fungsi Tagging : Fungsi peletakan informasi (penandaan) pada peralatan tertentu, misalnya CB/DS yang tidak boleh dioperasikan (ditutup) karena adanya pekerjaan pemeliharaan.
  2. Pemprosesan Alarm atau Event : Fungsi ini untuk memberikan informasi pada operator jika ada kejadian atau perubahan pada sistem tenaga listrik.
6.           Post Mortem Review : Fungsi untuk menganalisa akibat dari adanya gangguan sistem, serta mengembalikan ke kondisi normal.
  
3.2  PERANGKAT  PADA REMOTE STATION DAN MASTER STATION.
3.2.1 Perangkat Remote Station
            Remote Terminal Unit (RTU) adalah peralatan remote station berupa processor yang berfungsi menerima, mengolah dan meneruskan inforrnasi dari master station ke sistem yang diatur dan sebaliknya Adapun Perangkat yang terdapat di dalam RTU yaitu :
1.      Transducer.
Transducer adalah peralatan remote station yang merupakan penghubung (interface) antara sistem yang diatur dengan RTU.
2.      Rangkaian proses (process circuit).
Rangkaian proses (process circuit) adalah fasilitas pada rangkaian kontrol dan relay peralatan Gardu Hubung yang memungkinkan semua masukan atau besaran informasi telestatus, telemetering dan remote control dapat disambungkan ke RTU tanpa mengubah wiring peralatan.
3.      Relay board.
Relay board adalah tempat auxiliary relay untuk mengirim status PMT, PMS dan mernisahkan tegangan kerja antara RTU dan sistem yang diatur Transducer board.

4.      Transducer board.
Transducer board adalah tempat kedudukan transducer dalam proses telemetering dan tempat melakukan kalibrasi transducer.
5.      Main distribution frame.
Main distribution frame adalah tempat dari terminal-terminal kabel yang berhubungan dengan setiap card input/output RTU, yang mendistribusikan keluar/masuk aliran data.
3.3 Perangkat Master Station  
Master terminal unit ( MTU) merupakan inti dari sistem SCADA, MTU mengenali setiap data-data yang dikomunikasikan dari masing-masing RTU. Data-data tersebut kemudian diproses, disimpan dan dikirim ke stasion-stasion yang membutuhkan data-data tersebut. Untuk meningkatkan keandalan sistem, Master Terminal Unit terbagi menjadi beberapa sub sistem, yaitu :
1.      Sub-Sistem Server
Server ini bertugas untuk melaksanakan sistem restoring ketika terjadi suatu gangguan dan melakukan pengaturan subtitusi tugas ketika suatu stasion mengalami gangguan sehingga sistem tetap berjalan.
Didalam me-restore sistem, ada beberapa cara untuk me-restart system kembali, yaitu:
a.       Automatic Restart, lama waktu me-restart tidak lebih dari 10 menit.
b.      Manual Restart, Dalam proses restart ini, sistem/stasion yang mengalami gangguan harus segera dialihkan tugasnya pada sistem back-up yang telah dirancang sebelumnya


2.      Sub-Sistem Periperal
a)      Dot Matrix Printer : saat ini masih digunakan karena printer yang  mengandung historik dan setiap cetakannya mempunyai keunikan sehingga tidak mudah ditiru/dipalsu
b)      Black-White Laser Printer : Mencetak laporan/summary
c)      Color Laser Printer : Mencetak grafik-grafik kondisi system.
d)     Meja dan Kursi.
e)      Video screen projection system : terdiri dari video projector, control system, wall display, mechanical support. Fungsinya untuk menampilkan gambar grafis dan alpanumeric (sesuai dengan yang di workstasion), menampilkan gambar jaringan transmisi atau distribusi secara menyeluruh.
f)       Time and Frequency System : Sistem ini akan selalu tersinkron dengan sistem GPS untuk memberikan sinkronisasi pada perangkat utama di pusat kendali. Kemudian dari pusat kendali akan melakukan sinkronisasi pada masing-masing RTU di lapangan. Tujuan sinkronisasi untuk menyamakan pengaturan waktu di pusat kendali dan di lapangan sehingga data lapangan dan data di pusat kendali sama.
g)      Data Storage : untuk keperluan back-up data.
Perangkat keras yang ada pada Master Station, antara lain :
a.       Server : SCADA server (mengolah & menyimpan semua data), historical server, DES, DBS, Sub-sistem komnunikasi server dan offline database server.
b.      Workstasion : Workstasion Dispatcher, Engineer, DTS, di luar control system.
c.       Monitor.
d.      Printer.
e.       Static Diplay : menampilkan besaran-besaran listrik.
f.       GPS sistem : sinkronisasi waktu.
g.      Layar Tayang : menampilkan topologi jaringan, single line diagram, status peralatan dan warna jaringan sesuai standart.
h.      Switch : perangkat lunak firewall untuk keamanan jaringan.
i.        Router : komunikasi antar control center dengan menggunakan protokol ICC.
j.        Storage.















BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 SISTEM KONFIGURASI SCADA BANDA ACEH
Sistem konfigurasi SCADA terdiri dari perangkat RTU(Remote Terminal Unit), jaringan telekomunikasi dan perangkat pada master station. RTU dipasang di setiap GH yang akan dipantau. RTU berfungsi untuk mengetahui setiap kondisi peralatan tegangan tinggi melalui pengumpulan besaran-besaran listrik, status peralatan dan sinyal alarm yang kemudian diteruskan ke master station melalui jaringan telekomunikasi data dan ditampilkan di dalam DMD. DMD terdapat 2 sistem tampilan yaitu SLD (Single Line Diagram) dan geographical diagram.
  Dengan sistem konfigurasi SCADA, DMD mendapatkan data dengan cepat dalam waktu sesaat (real time) bila diperlukan. DMD juga dengan cepat dapat memberikan peringatan pada dispatcher bila terjadi gangguan pada sistem, sehingga gangguan dapat diatasi dengan cepat. Data yang dapat diamati berupa kondisi ON / OFF, peralatan transmisi daya, kondisi sistem konfigurasi SCADA sendiri, kondisi tegangan dan arus pada setiap bagian di komponen distribusi. Setiap kondisi memiliki indikator berbeda, bahkan apabila terdapat indikasi yang tidak valid maka operator akan dapat megetahui dengan mudah.
  DMD mengacu pada operasi peralatan dari jarak jauh, seperti CB(Circuit Breaker) atau DS(Disconnecting Switch), pengiriman sinyal balik untuk menunjukkan atau mengindikasikan jika operasi yang diinginkan telah berjalan efektif. Sebagai contoh pengawasan dilakukan dengan menggunakan indikasi lampu, jika lampu biru menyala menunjukkan peralatan yang terbuka (open), sedangkan bila lampu hijau yang menyala menunjukkan bahwa peralatan tertutup (close) atau dapat menampilkan kondisi tidak valid yaitu kondisi yang tidak diketahui, open atau close. Saat RTU melakukan operasi kendali seperti membuka CB, perubahan dari lampu biru menjadi hijau pada pusat kendali menunjukkan bahwa operasi berjalan dengan sukses.
 DMD secara berurutan memindai (scanning) RTU dengan mengirimkan pesan pendek di setiap RTU pada GH untuk mengetahui jika RTU mempunyai informasi yang perlu dilaporkan. Jika RTU mempunyai sesuatu yang perlu dilaporkan, RTU akan mengirim pesan balik pada DMD dan data akan diterima kemudian dimasukkan ke dalam memori computer yang terlebih dahulu masuk ke server. Jika diperlukan, pesan akan dicetak pada mesin printer. Siklus pindai membutuhkan waktu relatif pendek, sekitar 7 detik (maksimal 10 detik). Siklus pindai yaitu pemindaian seluruh RTU dalam system DMD. Ketika DMD memberikan perintah kepada RTU, maka RTU yang alamatnya sesuai dengan perintah akan menjalankan perintah yang diberikan oleh DMD. Pada pelaksanaannya terdapat waktu tunda untuk mencegah kesalahan yang berkaitan dengan umur data analog.
  Selain dengan sistem pemindaian, pertukaran data juga dapat terjadi secara incidental (segera setelah aksi manuver terjadi) misalnya terjadi penutupan CB oleh operator GH, maka RTU secara otomatis akan segera mengirimkan status CB di GH tersebut ke DMD. DMD akan segera mengetahui bahwa CB telah tertutup.
  Ketika operasi dilakukan dari DMD, Dispatcher melakukan tindakan berdasar pada prosedur yang disebut metode “select before execute (SBXC)“, seperti di bawah ini:
1.)    Dispatcher di Master Station memilih RTU.
2.)    Dispatcher memilih peralatan yang akan dioperasikan.
3.)    Dispatcher mengirim perintah.
4.)    RTU mengetahui peralatan yang hendak dioperasikan.
5.)    RTU melakukan operasi dan mengirim sinyal balik pada  DMD ditunjukkan dengan perubahan warna pada layar dan cetakan pesan pada printer logging.

  Prosedur di atas meminimalkan kemungkinan terjadinya kesalahan operasi. Jika terjadi gangguan pada RTU, pesan akan dikirim dari RTU yang mengalami gangguan ke DMD dan pemindaian yang normal akan mengalami penundaan yang cukup lama karena DMD mendahulukan pesan gangguan dan menyalakan alarm agar dispatcher dapat mengambil tindakan yang diperlukan secepatnya. Status semua peralatan pada RTU dapat dimonitor setiap 2 detik, memberikan informasi kondisi sistem yang sedang terjadi.
Gambar 2 Konfigurasi Sistem SCADA
Keterangan dari gambar single line sistem SCADA Banda Aceh pada Gambar 4.1 diatas:

1.      RTU adalah remote terminal unit yang dipasang di GH dan GI yang berfungsi untuk mengirim data dan informasi ke pusat control yang terdiri atas status (open dan close),dan menerima perintah remote control dari pusat kontrol, mengetahui besaran tegangan, arus, frekuensi, dan daya.
2.      Media komunikasi yang digunakan dalam Sistem SCADA banda aceh terdiri dari 2 media yaitu
- Radio yang digunakan pada GH Ajun, Lueng bata, Lambaro dan Krueng Cut dengan frekuensi 2.43 Hz
- Media Fiber Optic yang digunakan pada GH Merduati.

3.      MR atau Master Radio adalah perangkat untuk menerima informasi yang melalui radio.
4.      CMU atau Common Multiplexer yaitu perangkat yang menerima informasi yang melalui Fiber optic.
5.      SCU atau fron End yang berfungsi untuk menerima atau menghimpun semua data yang dikirim oleh RTU.
6.      Switch berfungsi sebagai terminal lalu lintas dari data-data yang dikirim dari SCU, switch ini berperangkat logika dan otomatis dan diparalelkan. Pada dasarnya switch dua-dua nya hidup, tapi satu sebagai back up dan menunggu bila yang salah satu nya mati.
7.      DES atau Data Entry server sebagai tempat entri data, perubahan-perubahan data yang kemudian dikirim ke DBS.
8.      DBS atau Data Base Server semua data yang disimpan di data base yang data nya bersifat real time, setiap saat.
9.      HIS atau Historical Data Server yaitu sejarah data-data yang pernah masuk ke database.
10.  Time server merupakan penunjukan waktu dari data-data yang didapat dilapangan.
11.  WS atau Work Station merupakan pusat control / server pusat sebagai tempat kerja operator.
12.  EWS atau Engginer Work Station sebagai tempat kerja operator yang dapat melihat langsung semua kondisi-kondisi yang terjadi di lapangan.
13.  Data-data yang diterima dari lapangan dapat diproyektorkan.
14.  Data yang didapatkan juga dapat di print.

4.1.1 Single Line Diagram (SLD)
  SLD adalah singkatan dari Single Line Diagram. SLD bersifat offline dengan perangkat. Sistem ini lebih menitikberatkan kepada tampilan(display) single line diagram dari pasokan listrik yang terjadi. Sistem ini dapat melakukan proses manuver secara langsung dari layar monitor dan efek dari proses manuver yang terjadi akan ditampilkan dalam bentuk perubahan warna dan objek berkedip untuk penyulang yang tidak terpasok arus listrik.

Gambar 3 layar monitor Sistem Banda Aceh
(sumber: PT. PLN(Persero) Cabang Banda Aceh)
4.1.1.1 Modul-modul pada SLD
1.      Modul Display
      Menampilkan SLD jaringan TM(Tegangan Menengah), gambar dapat di scroll kekiri dan kekanan untuk melihat dan mencari gardu atau penyulang yang dikehendaki. Untuk melihat detail dari masing-masing objek, klik objek yang dikehendaki maka akan ditampilkan informasi detail objek. Untuk objek dalam kondisi padam maka akan ditampilkan berkedip-kedip dan dapat berbunyi sebagai alarm.

  1. Modul Manuver
Proses manuver adalah untuk mengubah pasokan daya pada SLD. Perubahan pasokan daya akan mengubah warna pada diagram pada SLD. Proses ini dapat dilakukan :
  • Switch Detail Gardu, switch GH.
  • Perubahan pada posisi saklar pada saat manuver maka secara otomatis akan menampilkan perubahan kondisi pasokan listrik sesuai dengan keadaan jaringan.
  • Semua kejadian proses manuver dicatat dan disimpan dalam data base.
  • Gardu rusak akan ditampilkan dengan objek berkelip-kelip.
  • Kabel rusak akan ditampilkan dengan gambar objek kabel yang berkelip-kelip.
  • Fungsi foto gardu untuk menuju ke tampilan gardu yang diinginkan.
  • Pada detail gardu, bila terjadi pembukaan saklar maka tampilan pada detail gardu bagian yang diputus menjadi kelap-kelip, untuk menandakan bahwa ditempat tersebut terjadi gangguan.
  • Informasi gardu ditampilkan pada tampilan detail gardu.

  1. Modul Editor
Modul Editor berfungsi untuk melakukan pemeliharaan data pada aplikasi SLD(Single Line Diagram). Bila terjadi perubahan posisi gardu, penambahan gardu baru, penggantin gardu, penambahan gardu sisipan dan sebagainya, maka modul editor akan digunakan untuk proses penambahan gardu baru dan bila terjadi proses perubahan posisi gardu yang ada. Apliksi ini menggunakan system drag dan drop agar mudah dilakukan oleh dispatcher. Modul Editor mampu membuat gambar detail SLD yang baru.

4.1.1.2 Fitur-fitur  pada SLD(Single Line Diagram)
  • Menampilkan diagram SLD dan informasi pasokan daya listrik yang terjadi pada kondisi terakhir jaringan. Memungkinkan melakukan manuver langsung dilayar komputer. Display SLD menggunakan layar lebar LCD 3 buah yang saling bersambungan.
  • Pencarian / find object : berfungsi untuk mencari atribut tertentu, misalnya GH, dll (otomatis objek akan ditampilkan ditengah layar dan berkedip-kedip).
  • Informasi detail penyulang : menampilkan data detail penyulang.
  • Informasi detail gardu : menampilkan detail gardu dan data dari informasi data hasil pengukuran.
  • Informasi detail kabel antar gardu : menampilkan data detail kabel antar gardu.

4.1.1.3 Simbol-simbol pada SLD
  • Gardu Hubung (GH)
  • Penyulang
  • Gardu distribusi
  • Detail gardu
  • Recloser
  • Load break switch (LBS)
  • Cut out (CO)
Gambar 4 Topology SLD(Single Line Diagram)
(sumber: PT. PLN(Persero) Cabang Banda Aceh)
  Gambar 4.1 merupakan SLD(Single Line Diagram) pada DMD daerah Banda Aceh pada semua Gardu Hubung. Seperti yang kita lihat tampak kotak-kotak berwarna hijau tersebut menandakan kondisi adalah ON(close). Kotak-kotak tersebut diibaratkan trafo yang terdapat pada trafo distribusi. Garis pada gambar diibaratkan sebagai kabel, garis yang putus-putus merupakan SKTM, sedangkan yang tidak putus-putus adalah SUTM. Ini merupakan topology SLD pada DMD.

Gambar 5 SLD Gardu Hubung Merduati
(sumber: PT. PLN(Persero) Cabang Banda Aceh)

  Gambar ini merupakan gambar detail SLD pada gardu hubung Merduati. Pada kotak yang berwarna putih merupakan status breaker, open berwarna biru atau mati, sedangkan close berwarna hijau atau hidup.









4.2 FUNGSI DMD PADA SISTEM SCADA
       Adapun fungsi dari DMD antara lain ialah :
1.      Dapat mengetahui jalannya Arus (Load Flow) yang dipakai.
Gambar 6 Aliran Beban (Load Flow)
(sumber: PT. PLN(Persero) Cabang Banda Aceh)


  Pada Gambar 4.5 adalah tampilan DMD pada Load Flow( Aliran beban), dapat dilihat bahwa tampilan DMD pada Load Flow pada setiap penyulang di daerah Banda Aceh. Load Flow yang ditampilkan meliputi arus (A), Tegangan (V), Daya aktif, Daya Reaktif dan  Cos θ.
Gambar 7 Detail Load Flow
(sumber: PT. PLN(Persero) Cabang Banda Aceh)
    
  Pada gambar 4.6 merupakan gambar detail dari Load Flow. Dapat dilihat bahwa tanda panah merupakan jalannya arus pada tiap trafo pada penyulang, dimana setiap jalannya arus memiliki arus yang berbeda sesuai dengan besarnya beban yang dipakai pada setiap penyulang.




2.      Mengeksekusi Gardu Hubung yang di SCADA-kan.
Gambar 8 Gardu-gardu Hubung yang di Scadakan
(sumber: PT. PLN(Persero) Cabang Banda Aceh)

       Pada gambar 4.7 diatas merupakan pewarnaan berdasarkan gardu. Dapat dilihat bahwa topology dari setiap Gardu Hubung(GH) yang terdapat di wilayah Banda Aceh, semua GH ini akan di eksekusi oleh Sistem SCADA atau dengan kata lain semua GH ini akan dapat di monitoring oleh SCADA. Sistem pewarnaan berbeda-beda yaitu berdasarkan Gardu-gardu Hubung. Untuk GH Lambaro berwarna Ungu, GH Merduati berwarna Merah, GH Lueng Bata berwarna Biru Tosca, GH Ajun berwarna Kuning, dan GH Krueng Cut Berwarna Hijau Tua.


3.      Memonitoring penyulang disetiap gardu hubung di Banda Aceh.
Gambar 9 Topology penyulang di setiap GH
(sumber: PT. PLN(Persero) Cabang Banda Aceh)

  Pada gambar 4.8 merupakan DMD berdasarkan Penyulang disetiap GH. Setiap penyulang mempunyai warna yang berbeda. Untuk penyulang Lambaro berwarna Kuning, Penyulang Ajun berwarna Ungu, penyulang Krueng Cut berwarna Cokelat keemasan, Penyulang Merduati berwarna Hijau Tosca, dan Penyulang Lueng Bata berwarna Biru gelap.

4.      Memonitoring jaringan trafo di geographical
Gambar 10 Trafo Geographical
(sumber: PT. PLN(Persero) Cabang Banda Aceh)

  Pada Gambar 4.9 diatas merupakan Trafo Geographical yang terdapat pada derah Banda Aceh yang dibuat dalam pemetaan. Pada gambar yang bewarna kuning merupakan measurement pada setiap trafo, sedangkan yang bewarna kotak hijau adalah trafo.
Gambar 11 Trafo detail dari sebuah Recloser
(sumber: PT. PLN(Persero) Cabang Banda Aceh)

  Pada gambar 4.1.1 diatas merupakan trafo detail dari sebuah recloser yang telah di zoom dari hasil DMD tarfo Geographical. Pada kotak yang berwarna hijau merupakan trafo, sedangkan yang berwarna kuning merupakan nilai measurement. Recloser kotak yang terdapat pada garis kuning.
 4.2.1 One line Diagram
Gambar di bawah ini merupakan gambar Sistem One Line Diagram pada daerah Banda Aceh. Sistem One Line Diagram tersebut yang akan terpantau di layar DMD(Distribution Mimic Diagram). Pada DMD tersebut akan tampak  Gardu Hubung, Penyulang, Trafo dan Recloser. Selain itu seluruh Gardu Hubung yang terdapat pada daerah Banda Aceh dimulai dari GH Merduati, GH Ajun, GH Lambaro, GH Lueng Bata, GH Krueng Cut dapat dipantau.
Gambar 12 One line Diagram
(sumber: PT. PLN(Persero) Cabang Banda Aceh)
4.2.2 Geographical Diagram
  Geographical Diagram adalah salah satu pengembangan SCADA yang dikembangkan sebagai salah satu solusi untuk otomasi di era globalisasi ini dan sekaligus memudahkan dalam pembuatan Single Line Diagram(SLD). Dengan mengetahui letak Geographical Diagram maka akan mempermudah dalam meletakkan semua komponen peralatan listrik didalam suatu DMD. Perbedaan yang mencolok dari Geo-SCADA ini adalah kemampuannya untuk bisa mengintegrasikan banyak sistem SCADA yang tersebar luas dan di lingkungan yang secara geografis tidak terjangkau dengan komunikasi kabel.
  Pada Geo-SCADA terdapat mekanisme kerja yaitu, plant yang hendak dihubungkan harus di identifikasi dan dikontrol dengan Geo-SCADA. Setelah  mengetahui set point dan variabel dari plant, kemudian menginputkan nilai-nilai ini ke dalam Geo-SCADA dan bisa memulai sistem, Geo-SCADA secara otomatis akan memulai data trending dan logging untuk mendapatkan dan menyimpan data-data aktual dari plant ke dalam database. Geo-SCADA juga menyimpan data mengenai komponen-komponen dari plant, sebagai contoh kerusakan dari plant. Geo-SCADA akan menampilkan interface tentang keadaan aktual dari plant kepada dispatcher yang berada pada control center. Apabila terjadi kesalahan dalam plant/breakdown maka alarm akan menyala untuk mengingatkan dispatcher mengenai keadaan tersebut dan dispatcher bisa segera mengambil tindakan langsung.

Gambar 13 Geographical Diagram
(sumber: PT. PLN(Persero) Cabang Banda Aceh)
                                                                                                                                   
Pada gambar 4.1.3 merupakan Geographical Diagram daerah Banda Aceh, dimana pada geo Scada ini kita dapat melihat semua trafo distribusi, sehingga apabila terjadi gangguan akan mempermudah mengatasi gangguan tersebut. Pada gambar diatas dalam keadaan ON(Menyala).

4.3 KEISTIMEWAAN DMD PADA SISTEM SCADA PT. PLN(Persero) BANDA ACEH
        Sistem DMD pada PT. PLN(Persero) Cabang Banda Aceh mempunyai keistimewaan, diantaranya adalah:  
  1. Pengembangan tampilan visual sistem yang tidak lagi terbatas karena tampilan visual yang dinamis (zoom in, zoom out) dibentuk tanpa fungsi atau software grafis semacam autocad yang akhirnya akan dibatasi oleh lisensi atau space.
  2. Tampilan jaringan distribusi yang mampu (zoom out) memperlihatkan semua komponen kelistrikan di PT. PLN(Persero) Cabang Banda Aceh. Distribusi secara single line diagram maupun berbasis geographis termasuk data base komponen Kelistrikannya.
4.4 Sistem Pengoperasian Scada PT PLN Banda Aceh
      Pada sitem pengoperasian Scada PT PLN Banda Aceh memiliki 5 gardu hubung yang telah discada kan sistem yang digunakan yaitu :
1.      SLD (Sistem Line Diagram)
2.      Geografical Diagram

4.5 Prinsip Kerja Sistem Pengoperasian Scada PT PLN Banda Aceh
Fasilitas SCADA diperlukan untuk melaksanakan pengusahaan tenaga listrik terutama pengendalian operasi secara realtime. Suatu sistem SCADA terdiri dari sejumlah RTU (Remote Terminal Unit), jaringan telekomunikasi data antara RTU dan DMD yang kemudian akan ditampilkan dalam 2 sistem yaitu SLD( Sistem Line Diagram) dan Geographical Diagram. RTU dipasang di setiap Gardu Induk atau Pusat Pembangkit yang hendak dipantau. RTU ini bertugas untuk mengetahui setiap kondisi peralatan tegangan tinggi melalui pengumpulan besaran-besaran listrik, status peralatan, dan sinyal alarm yang kemudian diteruskan ke DMD melalui jaringan telekomunikasi data.
Dengan sistem SCADA maka DMD dapat mendapatkan data dengan cepat setiap saat (real time) bila diperlukan, disamping itu SCADA dapat dengan cepat memberikan peringatan pada DMD bila terjadi gangguan pada sistem, sehingga gangguan dapat dengan mudah dan cepat diatasi / dinormalkan. Data yang dapat diamati berupa kondisi ON / OFF peralatan transmisi daya, kondisi sistem SCADA sendiri, dan juga kondisi tegangan dan arus pada setiap bagian di komponen transmisi. Setiap kondisi memiliki indikator berbeda, bahkan apabila terdapat indikasi yang tidak valid maka operator akan dapat megetahui dengan mudah.
DMD mengacu pada operasi peralatan dari jarak jauh, seperti switching circuit breaker, pengiriman sinyal balik untuk menunjukkan atau mengindikasikan kalau operasi yang diinginkan telah berjalan efektif. Sebagai contoh pengawasan dilakukan dengan menggunakan indikasi lampu, jika lampu hijau menyala menunjukkan peralatan yang terbuka (open), sedang lampu biru menunjukkan bahwa peralatan tertutup (close), atau dapat menampilkan kondisi tidak valid yaitu kondisi yang tidak diketahui apakah open atau close. Saat RTU melakukan operasi kendali seperti membuka circuit breaker, perubahan dari lampu biru menjadi hijau pada pusat kendali menunjukkan bahwa operasi berjalan dengan sukses.
Prinsip DMD ini menggunakan metode pemindaian (scanning) secara berurutan dari RTU-RTU yang terdapat pada Gardu Induk-Gardu Induk. Sistem ini mampu mengontrol beberapa RTU dengan banyak peralatan pada tiap RTU hanya dengan satu DMD. Lebih lanjut, sistem ini juga mampu mengirim dari jarak jauh data-data hasil pengukuran oleh RTU ke DMD , seperti data analog frekuensi, tegangan, daya dan besaran-besaran lain yang dibutuhkan untuk keseluruhan / kekomplitan operasi pengawasan .
DMD secara berurutan memindai (scanning) RTU-RTU dengan mengirimkan pesan pendek pada tiap RTU untuk mengetahui jika RTU mempunyai informasi yang perlu dilaporkan. Jika RTU mempunyai sesuatu yang perlu dilaporkan, RTU akan mengirim pesan balik pada DMD, dan data akan diterima dan dimasukkan ke dalam memori komputer. Jika diperlukan, pesan akan dicetak pada mesin printer .Siklus pindai membutuhkan waktu relatif pendek, sekitar 7 detik (maksimal 10 detik). Siklus pindai yaitu pemindaian seluruh remote terminal dalam sistem. Ketika DMD memberikan perintah kepada sebuah RTU, maka semua RTU akan menerima perintah itu, akan tetapi hanya RTU yang alamatnya sesuai dengan perintah itulah yang akan menjalankannya. Sistem ini dinamakan dengan sistem polling. Pada pelaksanaannya terdapat waktu tunda untuk mencegah kesalahan yang berkaitan dengan umur data analog.
Selain dengan sistem pemindaian, pertukaran data juga dapat terjadi secara incidental ( segera setelah aksi manuver terjadi ) misalnya terjadi penutupan switch circuit breaker oleh operator gardu induk, maka RTU secara otomatis akan segera mengirimkan status CB di gardu induk tersebut keDMD. DMD akan segera mengetahui bahwa CB telah tertutup.
Ketika operasi dilakukan dari DMD, pertama yang dilakukan adalah memastikan peralatan yang dipilih adalah tepat, kemudian diikuti dengan pemilihan operasi yang akan dilakukan. Operator pada DMD melakukan tindakan tersebut berdasar pada prosedur yang disebut metode “select before execute (SBXC)“, seperti di bawah ini:
1.) Dispatcher di Master Station memilih RTU.
2.) Dispatcher memilih peralatan yang akan dioperasikan.
3.) Dispatcher mengirim perintah.
4.) Remote Terminal Unit mengetahui peralatan yang hendak dioperasikan.
5.) Remote Terminal Unit melakukan operasi dan mengirim sinyal balik pada  DMD     ditunjukkan dengan perubahan warna pada layar dan cetakan pesan pada printer logging.

Prosedur di atas meminimalkan kemungkinan terjadinya kesalahan operasi.
Jika terjadi gangguan pada RTU, pesan akan dikirim dari RTU yang mengalami gangguan tadi ke DMD, dan pemindaian yang normal akan mengalami penundaan yang cukup lama karena DMD mendahulukan pesan gangguan dan menyalakan alarm agar operator dapat mengambil tindakan yang diperlukan secepatnya. Pada saat yang lain, pada kebanyakan kasus, status semua peralatan pada RTU dapat dimonitor setiap 2 detik, memberikan informasi kondisi sistem yang sedang terjadi pada operator di Pusat Kendali (RCC).
Hampir semua sistem kendali pengawasan modern berbasis pada komputer, yang memungkinkan DMD terdiri dari komputer digital dengan peralatan masukan keluaran yang dibutuhkan untuk mengirimkan pesan-pesan kendali ke RTU serta menerima informasi balik. Informasi yang diterima akan ditampilkan pada layar dan dicetak pada printer sebagai permanent records.

4.6 Fungsi Sistem Pengoperasian Scada PT PLN Banda Aceh

Adapun fungsi dari DMD antara lain ialah :
5.      Dapat mengetahui jalannya Arus yang dipakai.
6.      Mengeksekusi ke Gardu Hubung yang akan di Scada kan.
7.      Memonitoring penyulang disetiap gardu hubung di Banda Aceh.
8.      Melihat jaringan trafo di geographical

4.7 Keistimewaan Sistem Pengoperasian Scada PT PLN Banda Aceh
Pengembangan tampilan visual system yang tidak lagi terbatas karena tampilan visual yang dynamis (zoom in, zoom out) dibentuk tanpa fungsi atau software grafis semacam autocad yang akhirnya akan dibatasi oleh lisensi atau space.
  1. Tampilan jaringan distribusi yang mampu (zoom out) memperlihatkan semua komponen kelistrikan di PLN Banda Aceh. Distribusi secara singla line diagram maupun berbasis geographis termasuk data base komponen Kelistrikannya.
  2. Sistem Scada /DMD ini dan konsep awalnya adalah Scada untuk system kelistrikan, bukan Scada umum yang biasanya banyak terpasang di Indonesia.











BAB V
PENUTUP

5.1    KESIMPULAN

Dari hasil praktik kerja yang telah kami lakukan dapat kami simpulkan sebagai berikut :
1.         SCADA merupakan singkatan dari Supervisory Control and Data Acquisition.  
2.         SCADA merupakan alat pengontrol dan pengumpul data yang berfungsi untuk memonitor keadaan suatu sistem. Bila terjadi gangguan pada sistem tersebut, maka SCADA dapat menunjukkan letak titik gangguan, sehingga gangguan dapat diatasi dengan cepat. Pada dasarnya besarnya energi yang telah dipakai oleh pelanggan ditunjukkan dengan angka-angka (register) yang tertera pada alat ukur KWH meter
3            Pada SCADA terdapat 3 bagian yaitu ; Telekontrol (TC), Telestatus (TS), Telemetering (TM).

4           DMD merupakan interface antara dispatcher dan sistem SCADA agar dispatcher dapat membaca, menganalisa kondisi-kondisi sistem. Berdasarkan keperluannya, ada 3 buah jenis workstasion yaitu, workstasion operator, workstasion engineer dan workstasion administrator.
5            DMD (Distribution Mimic Diagram) merupakan software komputer  untuk membantu dispatcher memahami/mengawasi/mengontrol proses yang berlangsung melalui layar monitor dalam bentuk SLD (Single Line Diagram) dan Geographical Diagram.
6           Gardu Hubung yang ter-SCDA-kan akan diprogram untuk dapat ditampilkan dalam DMD. Hal ini dilakukan untuk mempermudahkan apabila terjadi gangguan sehingga dapat diatasi gardu mana yang mengalami kerusakan. Di dalam layar DMD.
5.2    SARAN-SARAN
Berdasarkan kerja praktek yang telah dilaksanakan selama satu bulan, maka penulis menyampaikan beberapa saran yaitu  :
1.     Pada saat kerja praktek ada baiknya peserta diberikan pengenalan umum berupa teori, dan  kegiatan yang akan mereka lakukan selama kerja.
2.     Peserta diberi kemudahan untuk berkonsultasi dan mengkopi bahan-bahan yang menunjang untuk kerja praktek di ruang perpustakaan

















 DAFTAR PUSTAKA